Translate

Kamis, 02 Mei 2013

Pemilihan Media dan Alat Pengajaran

A.    PENDAHULUAN
Pada hakikatnya, belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku (behavioral change) pada diri peserta didik. Perubahan tingkah laku tersebut tentunya harus berdasarkan usaha dari peserta didik. Seorang guru hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk mendukung perubahan peserta didik.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa tujuan utama dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah agar peserta didik dapat menguasai bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.[1] Untuk mencapai hal tersebut, seorang guru harus melakukan berbagai usaha mulai dari menyusun rencana pembelajaran, menentukan strategi yang sesuai dengan materi yang di ajarkan, pemilihan media yang sesuai sampai pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan umpan balik.
Media dan alat pengajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam proses belajar mengajar agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi, komunikasi dan edukasi antara guru selaku pembuat media dan siswa dapat berlansung secara efektif dan efisien yang tentunya sangat berguna dalam memperlancar proses pembelajaran.
Berkaitan dengan hal di atas, maka penulis akan membahas secara sederhana tentang pemilihan media dan alat pengajaran yang akan dibahas pada pembahasan berikutnya.

B.    PEMBAHASAN
Media pengajaran secara umum adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.[2]  Bentuk-bentuk media pengajaaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. Pengajaran dengan menggunakan media pengajaran tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (symbol verbal) saja, sehingga dapat diharapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.[3] Dalam hal ini Gagne dan Briggs (1997) menekankan pentingnya media pengajaran sebagai alat untuk merangsang proses belajar.[4]
Usaha membuat pengajaran lebih konkrit menggunakan media pengajaran banyak dilakukan orang. Berbagai jenis media pengajaran mempunyai nilai keguanaan masing-masing. Untuk memahami berbagai jenis media pengajaran dan nilainya dalam pengajaran, ada baiknya dipahami konsep tentang pengklasifikasian media pengajaran berdasarkan nilai yang dimiliki masing-masing pengklasifikasian itu.

1.    JENIS-JENIS MEDIA
Media pengajaran sangat beraneka ragam. Pengklasifikasian media pengajaran hingga sekarang belum ada pembakuan, yakni belum ada kesepakatan atau ketentuan yang berlaku secara umum dan khusus. Oleh karena itu, pengklasifikasian media pengajaran yang ada sekarang berdasrkan pertimbangan kepentingan atau pendapat yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media pengajaran  yang beraneka ragam itu hamper semua bermanfaat. Beberapa kesimpulan hasil penelitian para ahli, pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam media pengajaran memberi bantuan sangat besar kepada siswa dalam proses pembelajaran.[5]
Aneka ragam media pengajaran dapat diklasifikasikan berdasrkan ciri-ciri tertentu, antara lain:
a.     Berdasrkan kemampuan indera, jenis media pengajaran terdiri atas:[6]
1)   Media audio, yaitu jenis media pengajaran yang menggunakan indera pendengaran. Jenis media pengajaran ini menghasilkan pesan berupa bunyi atau suara. Contoh: radio, tape recorder, telepon.
2)   Media visual, yaitu jenis media pengajaran yang menggunakan kemampuan indera mata atau penglihatan. Jenis media pengajaran ini menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat. Contoh: gambar, poster, grafk.
3)   Media audio visual, yaitu sejenis media pengajaran yang menggunakan kemampuan indera pendengaran dan indera penglihatan. Jenis media pengajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa. Contoh: televise, film, video.
b.     Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, jenis media pengajaran ini terdiri atas:[7]
1)   Media pengajaran dengan daya atau kemampuan liputannya luas, yaitu dapat menjangkau tempat yang luas dengan jumlah orang atau siswa yang banyak. Contoh: televise, radio.
2)   Media pengajaran dengan daya atau kemampuan liputannya terbatas, yaitu hanya dapat menjangkau tempat atau ruangan tertentu dan terbatas dengan jumlah orang atau siswa yang tidak banyak. Contoh: papan tulis, slide, overhead projector (OHP).
c.     Berdasarkan penggunaan atau pemakai yang memanfaatkan media pengajaran, jenisnya terdiri atas:[8]
1)   Media pengajaran yang digunakan untuk pengajaran secara massal atau banyak orang. Contoh: belajar melalui televise atau radio.
2)   Media pengajaran yang digunakan untuk pembelajaran secara individual atau perorangan. Contoh: belajar melalui modul atau buku.
d.     Berdasarkan kerumitan (kekomplekan) dan biayanya, jenisnya terdiri atas:[9]
1)   Big media, yaitu media pengajaran yang rumit dan biayanya mahal, serta penggunaannya relatif susah dan membutuhkan tenaga yang terlatih. Contoh: film, video, komputer.
2)   Little media, yaitu media pengajaran yang sederhana dan tidak rumit serta biayanya tidak mahal dan relatif murah, seperti penggunaanya relatif mudah dan tidak perlu tenaga terlatih. Contoh: papan tulis dan gambar.
e.     Berdasarkan pembuatan dan pemanfatannya, jenisnya terdiri atas:[10]
1)   Media by desaign, yaitu media pengajaran yang dirancang, dipersiapkan, dan dibuat sendiri oleh guru lalu digunakan unruk proses pembelajaran. Contohnya semua media pengajaran yang dirancang, dipersiapkan, dan dibuat sendiri oleh guru.
2)   Media by utilization atau media pengajaran yang dimanfaatkan, yaitu media pengajaran yang dibuat oleh orang lain atau suatu lembaga/institusi, sedangkan guru hanya tinggal menggunakan atau memanfatkannya. Contohnya semua media pengajaran yang hanya digunakan atau dimanfaatkannya dan tidak membuat sendiri.
f.      Berdasarkan dimensinya, jenis media pengajaran, terdiri atas:[11]
1)   Media dua dimensi, yaitu jenis media pengajaran yang hanya mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Contoh: poster, bagan, gambar.
2)   Media tiga dimensi, yaitu jenis media pengajaran yang mempunyai minimal tiga ukuran yaitu panjang, lebar, isi/tinggi. Contoh: model (yang menyerupai aslinya), realia (benda asli).
g.     Berdasarkan proyeksinya, yaitu jenis media pengajaran, terdiri atas:[12]
1)   Media proyeksi, yaitu jenis media pengajaran yang bias diproyeksikan atau dipancarkan dengan menggunakan alat proyektor, sehingga gambarnya akan tampak pada layar. Contoh: film, film strips, slide, OHP, in focus.
2)   Media tidak diproyeksikan, yaitu jenis media pengajaran yang tidak bisa diproyeksikan atau dipancarkan. Contoh: buku, papan flannel.
h.     Klasifikasi jenis media pengajaran menurut Rudi Brets
Rudi Brets membuat klasifikasi media pengajaran berdasarkan adanya tiga ciri, yaitu suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Atas dasar ini Brets membuat delapan kelompok media pengajaran, yaitu:[13]
1)   Media pengajaran audio motion visual, yaitu media yang mempunyai suara, ada gerak dan bentuk objektif dapat dilihat. Media pengajaran semacam ini paling lengkap. Jenis media pengajaran termasuk ke dalam kelompok ini adalah televise, video tape, dan film bergerak.
2)    Media pengajaran audio still visual, yaitu media yang mempunyai suara, objeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan, seperti film strip bersuara, slide bersuara, dan rekaman televise dengan gambar tidak bergerak (television still recording).
3)   Media pengajaran audio semi motion, mempunyai suara dan gerakan, namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh. Salah satu contoh dari media jenis ini ialah papan tulis jarak jauh (tele-writing atau tele-blackboard).
4)   Media pengajaran motion visual, yaitu media yang mempunyai gambar objek bergerak tanpa mengeluarkan suara, seperti film bisu yang bergerak.
5)   Media pengajaran still visual, yaitu ada objek namun tidak ada gerakan, seperti film strip, gambar, slide tanpa suara.
6)   Media pengajaran semi motion, yaitu yang menggunakan garis dan tulisan, seperti tele-autograf.[14]
7)   Media pengajaran audio, hanya menggunakan suara, seperti radio, telepon, audio tape.
8)   Media pengajaran cetakan, yang tampil dalam bentuk bahan-bahan tercetak/tertulis seperti buku, modul, dan pamflet.
Dari uraian-uraian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berbagai jenis media tersebut pada dasarnya dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yaitu media cetak, media elektronik, dan objek nyata atau realia.

1.     Media Cetak
Bagi kebanyakan orang, istilah “media cetak”, biasanya diartikan sebagai bahan yang diproduksi melalui percetakan professional, seperti buku, majalah, dan modul. Sebenarnya, disamping itu, masih ada bahan lain yang juga dapat digolongkan ke dalam istilah “cetak”, seperti tulisan / gambar / bagan yang difotocopi ataupun hasil reproduksi sendiri.
Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media cetak ini:[15]
a.     Keuntungan
Keuntungan dari media cetak ini, disamping relatif murah pengadaannya, juga lebih mudah dalam penggunaannya, dalam arti tidak menggunakan peralatan khusus, seperti luwes dalam pengertian mudah digunakan, dibawa atau dipindahkan.
b.     Kelemahan
Kelemahannya adalah jika kurang dirancang dengan baik, cenderung untuk membosankan. Disamping itu, media ini kurang dapat memberikan suasana yang “hidup” bagi peserta didik.

2.     Media Elektronik
Ada berbagai macam media elektronik yang lazim dipilih dan digunakan dlam pengajaran, antara lain:[16]
a.     Perangkat slide atau film bingkai
b.     Film strips
c.     Rekaman
d.     Overhead transparancies
e.     Video tape / video cassette
Secara menyeluruh, keuntungan dan kelemahan media ini dapat dikemukan sebagai berikut:[17]
a.     Keuntungan
Dapat memberikan suasana yang lebih “hidup”, penampilannya lebih menarik, dan dapat pula digunakan untuk memperlihatkan suatu proses tertentu secara nyata.
b.     Kelemahan
Terletak dalam segi teknis dan juga biaya. Penggunaannya menggunakan dukungan sarana dan prasarana tertentu seperti listri serta peralatan/bahan-bahan khusus yang tidak selamanya mudah diperoleh ditempat-tempat tertentu, dan pengadaan maupun pemeliharaannya cenderung menuntut biaya yang mahal.

3.     Realia (Objek Nyata atau Benda Sesungguhnya)
Objek yang sesungguhnya, akan memberikan ransangan yang amat penting bagi siswa dalkam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan tertentu, misalnya berkebun. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam mengunakan objek nyata ini:[18]
a.     Keuntungan
1)   Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalm situasi nyata.
2)   Memberikan kesempatan kepad siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indera.
b.     Kelemahan
1)   Membawa siswa ke berbagai tempat diluar sekolah kadang-kadang mengandung resiko dalm bentuk kecelakaan dan sejenisnya.
2)   Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya.
3)   Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya.

2.    HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMILIHAN MEDIA
Media pengajaran yang beraneka ragam itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media pengajaran adalah:[19]
a.      Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan.
b.     Kegunaan dari berbagai jenis media pengajaran itu sendiri.
c.      Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media pengajaran.
d.     Fleksibelitas (lentur), tahan lama, dan kenyamanan media pengajaran.
e.      Keefektifan suatu media pengajaran dibandingkan dengan jenis media pengajaran lain untuk digunakan dalam pembelajaran suatu materi pembelajaran tertentu.
f.      Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada.[20]
g.     Ketersediannya.[21]
h.     Biaya.[22]
Gagne dan Briggs (1979) menyarankan suatu cara dalam langkah-langkah memilih media pengajaran untuk pembelajaran. Langkah-langkah dlam memilih media pengajaran menurut keduanya adalah:[23]
a.         Merumuskan tujuan pengajaran.
b.        Mengklasifikasi tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar.
c.         Memilih peristiwa-peristiwa pengajaran yang akan berlangsung.
d.        Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa.
e.         Mendaftar media pengajaran yang dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam pengajaran.
f.         Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media pembelajaran yang dipakai.
g.        Menentukan media pembelajaran yang terpilih akan digunakan.
h.        Menulis rasional (penalaran) memilih media pengajaran tersebut.
i.          Menuliskan tata cara pemakaiannya pada ssetiap peristiwa.
j.          Menuliskan naskah pembicaraan dalam penggunaan media pengajaran.

3.    PEMILIHAN ALAT PENGAJARAN
Seperti halnya yang berlaku dalam media pengajaran, dalam memilih alat-alat pengajaran yang sesuai unruk kegiatan belajar mengajar tertentu, terutama alat pengajaran yang bersifat khusus, perlu diperhatikan beberapa faktor, sebagai berikut:[24]
a.     Kesesuaiannya dengan kemampuan yang ingin dikembangkan dalam diri siswa.
Jika dalam suatu pelajaran ingin dikembangkan kemampuan siswa membuat gambar lingkaran dalam berbagai ukuran, maka penggunaan jangka sebagai alat pengajaran tidak bisa dihindari.
b.     Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Untuk siswa kelas rendah, penggunaan alat-alat canggih seperti mikroskop ataupun berbagai jenis tabung yang mudah pecah mungkin sebaiknya dihindari.
c.     Kemampuan penyediaannya.
Penentuan alat yang digunakan sebaiknya didasarkan pula atas pertimbangan sejauh mana sekolah atau siswa dapat menyediakannya dilihat dari kemudahan mendapatkan maupun harganya.

C.    PENUTUP
Pada dasarnya, media maupun alat pengajaran yang dipilih tentunya mempermudah seorang guru ataupun pendidik dalam memberikan pengajaran kepada siswa ataupun peserta didiknya. Tentunya seorang pendidik mempertimbangkan hal maupun pemilihan media dan alat pengajaran itu sesuai dengan materi dan tingkat penguasaan media dan alat pengajaran tersebut, agar tercapainya tujuan pembelajaran dan terciptanya suasana pengajaran yang kondusif. Wallahu a’lam.




DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Cet. V, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Sumiati & Asra, Metode Pembelajaran, Cet. I, Bandung: CV. Wacana Prima, 2007.
R. B, Kozma, Learning with Media : Review of Educational Research, t.t.: 1991.
Gagne, Robert M. & Leslie J. Briggs, Principles of Instructional Desaign, New York: Holt, Rinehart & Winston, 1979.


1 komentar: